Program Dai Mandiri LAZISMU Kab. Malang: Menyentuh yang Tidak Tersentuh

Kabupaten Malang – Senin (24/06/2024), tim LAZISMU Kabupaten Malang hadir dalam penyelenggaraan program Dai Pinggiran yang dilaksanakan di musholla at-Taqwa, Ds. Kebobang, Kec. Wonosari.

Bersama dengan Anis Wahyudi, selaku pengisi kajian yang telah rutin membantu terselenggaranya program ini dengan mengadakan kajian-kajian di wilayah pinggiran di Kabupaten Malang.

Kurang lebih dua jam, perjalanan yang ditempuh oleh tim LAZISMU untuk sampai di lokasi kajian kali ini. Pemberangkatan dari kantor LAZISMU yang berada di jl. Raya Sengkaling dan mengambil rute perjalanan ke arah kecamatan Dau bagian atas, melewati Kecamatan Wagir serta Kecamatan Wajak.

Perjalanan ini melewati jalanan desa yang ternyata memakan waktu yang lebih lama, selain karena sempat terhenti akibat karnaval oleh warga setempat, kabut turun begitu pekat saat tim sampai di wilayah perbatasan kecamatan Wagir menuju kecamatan Wajak.

Tim LAZISMU pun akhirnya sampai di lokasi mendekati waktu Maghrib, disaat langit mulai menggelap dan adzan Maghrib berkumandang setelahnya. Tak lama, warga mulai berbondong-bondong menuju masjid dan tak lupa memberi sapaan hangat kepada tim LAZISMU.

Sesi Kajian Program Dai Pinggiran LAZISMU Kab. Malang

Kegiatan kajian di Musholla at-Taqwa sendiri dimulai saat ba’da Maghrib yang ternyata tak membuat jamaah setempat dari segala usia beranjak pergi.

Pembahasan kajian seputar kewajiban orangtua kepada anak menarik perhatian jamaah untuk melontarkan beberapa pertanyaan yang merubah suasana kajian singkat itu menjadi ajang diskusi. Kajian malam itu ditutup dengan kegiatan makan bersama yang disediakan oleh sang pengurus musholla.

Anis, yang ditemui oleh tim LAZISMU saat kajian usai memaparkan bahwa ia telah menekuni kegiatan berdakwah di daerah pinggiran sejak tahun 2018.

Kondisi geografis Kabupaten Malang yang luas dan tersebar dengan jarak yang cukup memakan banyak waktu membuat pembangunan cenderung tidak merata. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran sedikit banyak masih mengalami kendala untuk mengakses pendidikan, listrik maupun kajian keagamaan yang layak.

Hal tersebutlah yang menjadi motivasi awal Anis untuk memulai kegiatan berdakwah di daerah pinggiran, yaitu menyentuh daerah yang belum tersentuh.

Hingga sampai saat ini, Anis telah setidaknya berkeliling di 9 titik area di antaranya berada di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan Kecamatan Wonosari.

Dari keseluruhan area tersebut, Anis hanya bertugas seorang diri dalam kurun waktu satu bulan sekali untuk setiap titik kajian yang diadakan dengan membawakan tema kajian secara tematik sehingga tema ditiap kajian selalu bersambung dengan kajian pada bulan sebelumnya.

Dalam menjalankan program Dai Pinggiran, Anis menyatakan bahwa kendala terbesar yang ia lalui adalah jarak serta waktu. Membagi kesibukan sebagai seorang guru di salah satu sekolah kejuruan di Gondanglegi, serta juga berperan aktif sebagai ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pagelaran membuatnya ia tidak bisa meluangkan banyak waktu untuk menjangkau daerah selain ke-9 titik area di atas.

Namun kendala tersebut tidak membuat Anis putus semangat untuk terus menyempatkan waktu berdakwah di daerah-daerah pinggiran. Terlebih dalam beberapa tahun belakang, LAZISMU turut mendukung berjalannya program Dai Pinggiran ini sehingga dapat mendukung perjuangan para dai-dai tersebut untuk terus bisa mensyiarkan pengetahuan agama semakin luas dan mampu menjangkau secara menyeluruh.

Penulis : Awaliya Qotrun Nada

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *